malam takbiran disini terasa sangat meriah di banding malam takbiran dikampuang saya yang ada di jambi, disini kalau malam takbiran masih ada arak2 kan replika2 yang dipersiapkan khusus untuk menyambut malam takbiran, replika2 ini dibuat sesuai denga ide si pembuat seperti ada yang membuat onta, unyil, helikopter, ondel bahkan sampai dinosaurus lengkap dengan aksesorisnya bahkan ada yang di beri lampu2 hias.
meskipun lebaran tahun ini sempat terpending sampai pukul 19.00 wib namun masyarakat disini yakin kalau lebaran kali ini akan jatuh pada tanggal 8/08/13 yang berarti puasanaya hanya 29 hari.
tidak seperti lebaran tahun sebelum2nya, pada lebaran kali ini saya berlebaran di tempat bulek yang ada di kab grobokan, lebaran disini juga tak jauh berbeda dengan lebararan di kampuang yang ada di jambi, namun ada yang sedikit berbeda dari lebaran orang yang ada di kampaung sana, yaitu rasa keakraban dan kekompakanya masih terjaga.
misalnya setelah sholat ied seluruh jamaah langsung melakukan tradisi nyekar kemakam para leluhur, sedangkan di kampuang saya di jambi tidak ada kegiatan semacam ini, mungkin masyarakat kampuang saya yang heterogen, ada yang dari jawa timur, jogja, jawa tengah, jawa barat.
lebaran pertama saya bersilaturahim bareng keluarga bulek yang katanya orang satu kampung disini masih saudara saya, dan ternyata saya baru tahu kalau disini saya memiliki banyak saudara disini meskipun dulu sempat dikasih tau sama ibu bapak kalau saya punya saudara banyak di grobokan tapi tak tahu orang2 nya yang mana karena rata2 orang di sini bekerja di perantauan.
hanya di momen lebran seperti inilah saya dapat mengetahui orang2 yang katanya masih memiliki tali saudara dengan saya.
meskipun lebaran tahun ini sempat terpending sampai pukul 19.00 wib namun masyarakat disini yakin kalau lebaran kali ini akan jatuh pada tanggal 8/08/13 yang berarti puasanaya hanya 29 hari.
tidak seperti lebaran tahun sebelum2nya, pada lebaran kali ini saya berlebaran di tempat bulek yang ada di kab grobokan, lebaran disini juga tak jauh berbeda dengan lebararan di kampuang yang ada di jambi, namun ada yang sedikit berbeda dari lebaran orang yang ada di kampaung sana, yaitu rasa keakraban dan kekompakanya masih terjaga.
misalnya setelah sholat ied seluruh jamaah langsung melakukan tradisi nyekar kemakam para leluhur, sedangkan di kampuang saya di jambi tidak ada kegiatan semacam ini, mungkin masyarakat kampuang saya yang heterogen, ada yang dari jawa timur, jogja, jawa tengah, jawa barat.
lebaran pertama saya bersilaturahim bareng keluarga bulek yang katanya orang satu kampung disini masih saudara saya, dan ternyata saya baru tahu kalau disini saya memiliki banyak saudara disini meskipun dulu sempat dikasih tau sama ibu bapak kalau saya punya saudara banyak di grobokan tapi tak tahu orang2 nya yang mana karena rata2 orang di sini bekerja di perantauan.
hanya di momen lebran seperti inilah saya dapat mengetahui orang2 yang katanya masih memiliki tali saudara dengan saya.
0 komentar:
Post a Comment