Home » » Kartini yang bukan sekedar seremoni

Kartini yang bukan sekedar seremoni

tanggal 21 april, apa yang langsung ada dibenak kalian?
hari kartini ,yups itu setidaknya yang ada dalam kepala kita mengenai tanggal itu. tapi siapa wanita yang telah melahirkan wanita bernama kartini ini?
saya rasa  tak banyak dari kita yang mengenal sosok wanita yang telah melahirkan kartini, beliu adalah M.A. Ngasirahputri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara.
RA kartini

di kudus nama ibunda kartini nyi Ngasirah di jadikan nama untuk gedung wanita disana, awalnya saya tak mengetahui kalau nyi Ngasirah merupakan  wanita yang telah melahirkan kartini.
namun setelah datang langsung kemusium kartini di rembang saya baru mengetahui hal tersebut#selama ini kemana aja woi.
perjalanan ke rembang seorang diri menggunakan scooter yang usianya 15th lebih tua dari saya seorang diri merupakan pengalaman yang tak penah saya hapus dari memori otak ini.
pergi jauh menggunakan scooter sih sering banget tapi kalau perginya dewean(sendiri) seperti apa rasanya?
tak lebih dari seorang diri yang tersesat didalam hutan belantara.
 sensasi tersendiri bagi saya dapat menemui orang2 baru dengan berbagai karakter berbeda2.
sore itu saya sampai dirembang setelah menenpuh jarak sekitar 22KM dari juana, karena sebelum ke rembang saya sempat menginap dirumah seorang teman yang ada di juana.
sore itu cuaca rambang memang tidak begitu bersahabat lantaran mendung yang menyelimuti kota rembang.
sesampai di kota ini saya putuskan untuk mencari tempat penginapan yang gratis hehe dan aman. tempatnya adalah masjid raya rembang yang ada disebalah barat alun2 kota rembang sekalian menunaikan kewajiban sebagai seorang muslim.


karena hari masih sore saya habiskan sisa sore itu di alun2 kota tempat berkumpulnya masyarakat kota pesisir ini, sekedar menghabiskan waktu mmaupun mencari hidangan kuliner, karena di sekeliling alun2 ini banyak sekali penjual makanan.
saya pun tertarik mencoba makanan yang namanya sesui dengan tempat ini, mie ayam pesisir.
dalam bayangan saya mie ayam pesisir ini didalamnya terdapat seafoodnya semisal gurita gitu, taunya setelah saya memesan hanya seperti kebanyakan mie ayam yang sering saya makan di tempat2 lain.
ketika saya lapor kepetugas keamanan bahwa saya akan menginap di mesjid ini saya harus menyerahkan KTP dahulu sebagai jaminan bahwa saya bukan imigran gelap.
saya sempat mengobrol dengan bapak yang bertugas malam ini dan beliu pun menjadikan saya sebagai teman curhatnya malam ini karena temanya berhalangan hadir #hadoh
di depan pos security masjid inilah saya dengan antusias mendengarkan cerita pahit getirnya  kehidupan, suka duka dalam menjalani profesi sebagai petugas keamanan masjid.
sampai larut malam obrolan ini terjaadi sebelum akhirnya saya mengambil matras yang telah saya bawa.
pagi ini suasana alun2  cukup sibuk oleh beberapa anggota militer yang mempersiapkan perlengkapan upacara, nampaknya pagi ini akan ada upacara penaikan bendera yang di lakukan setiap tanggal 17 tiap bulanya.
saya pun berlalu meninggalkan alun2 untuk kemudian menuju museum R.A Kartini yang letaknya tak jauh dari jalan Pantura sekitar 50meter dari jalan pantura kita akan sampai di pintu masuk museum.
 karena saya datangya terlalu pagi sekitar pukul 07.00 bisa dikatakan saya orang pertama yang berkun
jung ke museum  hari itu.
Rembang

hanya ada beberapa petugas kebersihan dan beberapa pegawai yang berkantor di sebelah museum.
pada hari2 biasa museum di buka mulai pukul 08.00-17.00, maka saya harus menunggu sekitar satu jam lagi untuk dapat masuk kedalam museum yanag dulunya merupakan rumah dinas bupati rembang yang juga merupakan suami RA Kartini. museum RA kartini bukan hanya dirembang saja melainkan terdapat juga di daerah asal kelahiranya yaitu jepara.
saya perlahan memasuki ruang demi ruang yang menyimpan berbagai peninggalan kartini yang masih tersimpan dengan baik ditempat ini.
didalam museum ini juga terdapat ruang gelap yang didalamnya terdapat tulisan RA kartini yang tertulis di semcam neon box. jadi dari cahaya tulisan itulah kita mendapatkan cahaya diruangan itu.

setelah puas melihat koleksi museum yang dibuka pada
saya pun keluar dan diluar ternyata sudah ada petugas yang menanti, ternyata saya disuruh untuk mengisi daftar tamu dan membayar retribusi Rp 2rb, dan ketika melihat daftar tamu saya mendapati bahwa pengunjung perharinya adalah tak sampai 10 orang, sudah terlupakan kah perjuangan beliu? saya sendiri tidak mau mengatakan bahwa kita sebagai manusia yang tak menghargai sejarahnya, dan bukankah Bung Karno telah mewanti-wanti agar kita jangan sekali2 melupakan sejarah atau lebih dikenal dengan istilah "Jasmerah" atau mungkin hanya setiap perayaan kartini saja museum ini ramai oleh pengunjung?
atau mungkin menyuruh turis2 asing untuk mengunjunginya? sebuah ironi jika bangsa asing lebih mengenal sejarah bangsa kita.

0 komentar:

Post a Comment

Download

ProgramerGagal. Powered by Blogger.