melihat banyaknya tweet yang berseliweran di time line saya yang membahas tentang buku lupa endonesa karya mbah sujiwo tedjo ,saya jadi tertarik untuk membelinya.buku yang terbit sejak september 2012 itu baru dapat saya beli 4 bulan kemudian, saya tak sempat membeli buku itu lantaran uang yang biasanya saya buat beli buku saya pergunakan untuk membuat laporan hasil kerja praktek yang sangat menguras kantong saya, namun setelah saya dapat merampungkan hasil laporan tersebut dan alhamdulillah hasilnya sangat memuaskan bagi saya. saya pun akhir nya dapat membeli buku ini.
awal bulan bagi anak kosan seperti saya merupakan tanggal yang sangat menyenangkan bagi orang2 yang senasib dengan saya, beda banget dengan tanggal2 20an keatas, di tanggal itulah fase terberat yang dialami oleh sebagian anak kost, meskipun tak semuanya begitu. namun ini bagi saya merupan ujian sekaligus pembelajaran tentang bagaimana kita mengelola keuangan dengan benar, tidak boros dll.
kembali kemasalah tentang buku, saya tertarik ingin membaca buku sastra karena saya sudan bosan dijejali dengan buku2 tentang komputer, website dan buku2 yang berkaitan dengan internet. hanya ada satu novel menerjang batas karya estu ernesto yang mampir di rak buku saya.
hampir semua buku yang ada dirak saya "berkisah tentang temuan terbesar manusia " apaligi kalau bukan komputer,
saya sudah merasa bosan dengan itu semua, maka saya ingin membaca karya2 satra yang mungkin dapat melupakan sejenak berbagai masalah yang sedang saya hadapi.
bukulupa endonesa sendiri dari segi sampulnya aja sudah nyleneh, bagaimana tidak nyleneh cover dari buku ini bergambar topi coboy yang biasa sering mbah sujiwo tedjo pakai di berbagai acara, bahkan keti ndalang pun menggunakan topi coboy yang biasanya di pakai oleh para coboy di ameriki. isinya pu tak kalah menarik, menceritakan realita kehidupan bangsa kita dalam versi ponokawan membuat buku ini sangat mudah di cerna baik isi maupun maknanya.
buku ini sendiri merupakan kumpulan ndalang mbah jiwo setiap minggunya di harian terkemuka tanah air jawa pos.
didalam buku ini banya sekali sindiran2 yang di tuliskan mbah jiwo melalui tokoh2 pewayangan cerita2 mahabarata.
durangpo sendiri merupakan akronim dari nginDUR bAreNG POnokawan, kita dibuat nglindur melalui buku ini, lewat ponokawan anak2 mbah semar seperti gareng, petruk, bagong yang seolah2 mereka hidup ditengah2 kita. kita diajak melihat realita tentang negara yang katanya gemah ripah loh jinawi ini.
awal bulan bagi anak kosan seperti saya merupakan tanggal yang sangat menyenangkan bagi orang2 yang senasib dengan saya, beda banget dengan tanggal2 20an keatas, di tanggal itulah fase terberat yang dialami oleh sebagian anak kost, meskipun tak semuanya begitu. namun ini bagi saya merupan ujian sekaligus pembelajaran tentang bagaimana kita mengelola keuangan dengan benar, tidak boros dll.
kembali kemasalah tentang buku, saya tertarik ingin membaca buku sastra karena saya sudan bosan dijejali dengan buku2 tentang komputer, website dan buku2 yang berkaitan dengan internet. hanya ada satu novel menerjang batas karya estu ernesto yang mampir di rak buku saya.
hampir semua buku yang ada dirak saya "berkisah tentang temuan terbesar manusia " apaligi kalau bukan komputer,
saya sudah merasa bosan dengan itu semua, maka saya ingin membaca karya2 satra yang mungkin dapat melupakan sejenak berbagai masalah yang sedang saya hadapi.
bukulupa endonesa sendiri dari segi sampulnya aja sudah nyleneh, bagaimana tidak nyleneh cover dari buku ini bergambar topi coboy yang biasa sering mbah sujiwo tedjo pakai di berbagai acara, bahkan keti ndalang pun menggunakan topi coboy yang biasanya di pakai oleh para coboy di ameriki. isinya pu tak kalah menarik, menceritakan realita kehidupan bangsa kita dalam versi ponokawan membuat buku ini sangat mudah di cerna baik isi maupun maknanya.
buku ini sendiri merupakan kumpulan ndalang mbah jiwo setiap minggunya di harian terkemuka tanah air jawa pos.
didalam buku ini banya sekali sindiran2 yang di tuliskan mbah jiwo melalui tokoh2 pewayangan cerita2 mahabarata.
durangpo sendiri merupakan akronim dari nginDUR bAreNG POnokawan, kita dibuat nglindur melalui buku ini, lewat ponokawan anak2 mbah semar seperti gareng, petruk, bagong yang seolah2 mereka hidup ditengah2 kita. kita diajak melihat realita tentang negara yang katanya gemah ripah loh jinawi ini.
0 komentar:
Post a Comment