melihat perkembangan dari berbagai media baik online maupun surat kabar nampaknya PSSI memang berada diujung tanduk setelah tak mampu menyelesaikan masalah yang ada si tubuh induk organisasi ini, apalagi kalo bukan masalah dualisme liga yang ada diindonesia. tentu ini sangat bertentangan dengan statuta FIFA yang melarang adanya dua kompetisi dalam satu negara.
permasalahan tak hanya itu saja adanya KPSI yang mengklaim dirinya sebagai "penyelamat" sepakbola indonesia yang menganggap PSSI pimpinan djohar arifin melakukan pelanggaran statuta yang sudah ada sebelumnya, yakni format kompetisi yang harus diikuti oleh 18 klub, agan sekalian pasti tau sendiri diawal kepemimpinan pak djohar yang akan membuat kompetisi diikuti oleh 24 klub, dari sinilah para klub yang saat itu mayoritas diisi oleh klub2 ISL tidak setuju dengan wacana ini dan memilih meneruskan liga yang dikelola oleh PT Liga Indonesia ini sebagai liga yang mereka ikuti pada musim kompetisi 2011/2012.
kembali lagi mengenai sanksi, sebenarnya FIFA telah memberi waktu yang cukup lama kepada kedua belah pihak antara PSSI dan KPSI namun hingga tenggat waktu yang diberikan oleh FIFA tak satupun masalah ini selesai. mundurnya andimallarangeng sebagai menpora membuat kekisruhan antara PSSI dan KPSI tak kunjung selesai hal ini tentu membuat masyarakat pecinta bola ditanah air sedikit berang terhadap kedua kelompok ini. akibatnya pemainlah yang menjadi korban dalam kekisruhan ini.melihat dari situasi persepakbolaan di tanah air banyak sekali masyarakat pecinta bola ditanah air mengharapkan FIFA membanned organisasi ini sebagai hukuman terhadap kekisruhan yang terjadi pada sepak bola indonesi. meskipun banyak kelompok yang mengharapkan PSSI tidak dikenai sanksi oleh FIFA, pertanyaanya adalah jika PSSI tidak dikenai sanksi apakah kisruh persepakbolaan ditanah air berkunjung membaik? patut kita tunggu karena FIFA sekarang tepatnya tanggal 14 desember sedang melakukan sidang dijepang untuk membahas masalah ini.
0 komentar:
Post a Comment