ikut kata hati

awalnya Saat baru menyelesaikan studi saya berencana untuk langsung mencari kerja, namun tiba2 ibu mengingatkan saya tentang tawaran beliu untuk melanjutkan study, antara ingin menolak dan memilih untuk mencari kerja
saya masih bimbang, menerima tawaran dari ibu, haruskah saya meneruskan, atau mencari kerja??
ya udah tak pikir dulu, sebenarnya ibu saya sih tidak memaksa saya untuk melanjutkan study, tapi dari ucapan beliu yang mengatakan ke saya 'kalau bisa ya lanjut study'  saya jadi termotivasi kalau ibu saya sebenarnya menginginkan saya untuk melanjutkan study.
sebenernya saya mendapat tawaran ini sudah lama, tepatnya saat saya pulang ke kampung, namun saat itu saya masih belum lulus jadi saya ya cuma menjawab seadanya saja waktu itu.
namun saat semuanya sudah selesai saya baru bisa menjawab bahawa saya menuruti perintah ibu, bukan untuk apa2, saya hanya ingin membuat
mereka bangga, meskipun belum menjadi orang tua, saya tahu rasanya bagaimana hati kedua orang tua jika anaknya berhasil.
dan saya memgikuti kata hati saya harus membahagiakan mereka, hanya ini yang bisa saya berikan untuk mereka, atau istilah jawanya nyenengke wong tuo .
saya bukan orang yang cerdas dengan nilai akademiknya, nilai akademik saya hanya pas2an, hal yang membuat saya berani mengambil keputusan ini adalah mereka, kedua orang tua saya.

Jakal Km 14,5

nampaknya masih belum bisa lepas dari dunia indekost, dunia  yang identik dengan mahasiswa dan perantau.
setelah lepas dari kota semarang ternyata saya harus ngekost lagi, kali ini di jakal km 14 sleman.
sesuatu yang baru itu butuh proses,setidaknya inilah yang saya alami untuk beberapa hari kedepan, berada di sebuah perkampunganyang hanya berjarak 20km dari merapi,saya mencoba beradaptasi dengan suhu udara dan masyarakatnya yang hiterogen.
hal ini terlihat dari plant no kendaraan yang lalu lalang di jalan raya.jelas terlihat mereka adalah para mahasiswa dari berbagai daerah di indonesia, mulai dari plat kendaraan A-Z semua ada disini, dan itu untuk satu tujuan ilmu.
cuaca di sleman khususnya desa lodadi sangat berbeda 180° dengan udara kota semarang.
meskipun panas disini hawanya relatif sejuk apalagi pada saat malam hari, saya bisa kedinginan brr.
disini saya dapat tinggal dikamar tanpa kipas angin, beda dengan disemarang yang jika kipas angin tidak nyala berapa menit saja.. hmm udah mandi kringat kita.
jika disemarang ketika membuka jendela yang nampak adalah gunung ungaran, disini yang tampak ketika membuka jendela adalah gunung merapi yang erupsi pada 2010 lalu.
terlepas dari semua itu sleman merupakan persinggahan saya berikutnya untuk beberapa semester kedepan, semoga.
di daerah inilah mimpi berikutnya akan saya wujudkan, semoga slalu dalam perlindungaNYA, hingga mimpi2 ini terwujud, amin...
 

Download

ProgramerGagal. Powered by Blogger.